Dasar
kedokteran nabi / Thibbun nabawi adalah wahyu karena bersumber dari nabi
Muhammad SAW yang beliau terima secara langsung / melalui malaikat jibril dan berasal
langsung dari Allah SWT.
Ibnu
Qoyyim menegaskan dalam pernyataannya:
“Kedoteran ‘ala nabi ini dibandingkan dengan
ilmu kedokteran tenaga medis pada umumnya tak ubahnya ilmu kedokteran modern
bila dibandingkan dengan ilmu pengobatan orang-orang awam”
Beliau
melanjutkan ucapannya, “ Kalangan cerdik pandai dan tokoh-tokoh ilmu kedokteran
yang ada sudah mengakui realita itu. Karena di antara mereka menyatakan bahwa
ilmu kedokteran yang mereka pelajari tidak lain adalah analogi. Ada juga yang
berpendapat bahwa ilimu kedokteran mereka adalah eksperimen. Ada juga yang
berani mengatakan bahwa ilmu kedokteran mereka adalah wangsit dan prediksi yang
tepat. Ada juga yang menyatakan bahwa banyak dari ilmu kedokteran diadopsi dari
binatang”.
Bagaimana
mungkin semua teori kedokteran semacam itu bisa dibandingkan dengan wahyu yang
diturunkan oleh Allah kepada Rasulnya yang menjelaskan apa yang berguna dan
berbahaya baginya?.
Perbandingan
antara ilmu kedokteran yang mereka miliki dengan wahyu seperti perbandingan
antara ilmu-ilmu epistimologi yang mereka miliki dibandingkan dengan ilmu-ilmu
yang diajarkan oleh para Rasul. Bahkan ajaran para Rasul mengandung unsur
pengobatan terhadap banyak penyakit yang belum bisa diungkap oleh para pakar
ilmu kedokteran terhebat sekalipun, belum bisa dicapai oleh pengetahuan,
eksperimen, dan analogi mereka. Yakni pengobatan penyakit hati dan penyakit
rohani, memperkuat ketahanan jiwa, rasa bersandar dan tawakkal kepada Allah,
serta berpulang kepada hukumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar