Senin, 14 Mei 2012

Apa itu Terapi Nabawi

Dewasa ini pengobatan ala nabi/thibbun nabawi semakin digemari oleh kalang medis dan umum. Hal tersebut terjadi karena pengobatan ala nabi terbukti memberikan hasil yang memuaskan dalam hal menyembuhkan dan mencegah berbagai macam penyakit ringan dan berat. Selain itu pengobatan ala nabi dapat diterapkan dengan biaya yang murah dan tanpa efek samping yang berbahaya bagi tubuh kita. Sedangkan pengobatan dengan menggunakan obat-obatan kimia banyak memiliki efek samping yang berbahya bagi tubuh kita dalam jangka waktu yang panajang. Oleh karena itu sudah selayaknya pengobatan alan nabi menjadi pilihan utama dalam menangani berbagai macam masalah kesehatan dan penyakit. Dalam dunia medis dan umum pengobatan ala nabi lebih dikenal dengan sebutan Thibbun Nabawi / Terapi Nabawi.
Thibbun Nabawi / Terapi Nabawi merupakan pengobatan yang direkomendasikan dan dipraktekan oleh nabi dan para sahabat serta generasi salaf setelah sahabat. Pengobatan Nabawi telah terbukti pada zaman nabi dan para sahabat dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit yang ada pada zaman tersebut. Dalam sejarah kita elah mengetahui bahwa rasulullah sakit hanya dua kali yaitu ketika diracun oleh wanita orang yahudi dan ketika menjelang wafatnya. Hal tersebut menjadi bukti bahwa metode pengobatan dan pencegahan yang beliau praktekan dalam kehidupan sehari-hari sangat mujarab.
Begitu juga ketika ada tabib yang membuka praktek di madinah dalam beberapa bulan dan tidak menemukan seorang sahabat pun yang berobat kepadanya. Sehingga hal tersebut membuat tabib tersebut heran, mengapa tidak ada seorang pun yang menderita suatu penyakit. Hal tersebut terjadi karena para sahabat menerapkan metode thibbun nabawi yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sehingga mereka terhindar dari berbagai penyakit.

Dasar Kedokteran Nabi adalah Wahyu

Dasar kedokteran nabi / Thibbun nabawi adalah wahyu karena bersumber dari nabi Muhammad SAW yang beliau terima secara langsung / melalui malaikat jibril dan berasal langsung dari Allah SWT.
Ibnu Qoyyim menegaskan dalam pernyataannya:
Kedoteran ‘ala nabi ini dibandingkan dengan ilmu kedokteran tenaga medis pada umumnya tak ubahnya ilmu kedokteran modern bila dibandingkan dengan ilmu pengobatan orang-orang awam”
Beliau melanjutkan ucapannya, “ Kalangan cerdik pandai dan tokoh-tokoh ilmu kedokteran yang ada sudah mengakui realita itu. Karena di antara mereka menyatakan bahwa ilmu kedokteran yang mereka pelajari tidak lain adalah analogi. Ada juga yang berpendapat bahwa ilimu kedokteran mereka adalah eksperimen. Ada juga yang berani mengatakan bahwa ilmu kedokteran mereka adalah wangsit dan prediksi yang tepat. Ada juga yang menyatakan bahwa banyak dari ilmu kedokteran diadopsi dari binatang”.
Bagaimana mungkin semua teori kedokteran semacam itu bisa dibandingkan dengan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulnya yang menjelaskan apa yang berguna dan berbahaya baginya?.
Perbandingan antara ilmu kedokteran yang mereka miliki dengan wahyu seperti perbandingan antara ilmu-ilmu epistimologi yang mereka miliki dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang diajarkan oleh para Rasul. Bahkan ajaran para Rasul mengandung unsur pengobatan terhadap banyak penyakit yang belum bisa diungkap oleh para pakar ilmu kedokteran terhebat sekalipun, belum bisa dicapai oleh pengetahuan, eksperimen, dan analogi mereka. Yakni pengobatan penyakit hati dan penyakit rohani, memperkuat ketahanan jiwa, rasa bersandar dan tawakkal kepada Allah, serta berpulang kepada hukumnya.

Keajaiban Puasa ramadhan

Selama sebulan puasa selama Ramadhan, umat Islam jalani runititas sahur, menahan diri dari makan, minum & seks, serta amalan ibadah. Penelitian menunjukkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori meningkatkan kinerja otak. Subhanallah, puasa Ramadhan terbukti bermanfaat untuk membentuk struktur otak baru dan merelaksasi sistem saraf.
Otak merekam kegiatan yang dilakukan secara simultan. Begitu juga dengan aktivitas puasa. Selama satu bulan, tubuh diajak menjalani rutinitas sahur, menahan diri dari makan, minum, dan seks, kemudian berbuka di petang hari serta menjalankan ibadah Ramadan lainnya.
Berpuasa menjadi bagian dari perintah agama. Sementara itu agama dan spiritualitas merupakan bentuk perilaku manusia yang dikontrol otak. Ketua Centre for Neuroscience, Health, and Spirituality (C-NET) Doktor Taufiq Pasiak mengatakan bahwa puasa menjadi latihan mental yang berkaitan dengan sifat otak, yakni neuroplastisitas. “Sel-sel otak dapat mengalami regenerasi dan membentuk hubungan struktural yang baru, salah satunya karena latihan mental yang terus-menerus,” kata Taufik.
Bahasa awamnya, kata dia, apabila seseorang melakukan perbuatan baik secara terus-menerus, struktur otaknya akan berubah. Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah sel saraf itu minimal 21 hari. Menurut Taufik, puasa adalah latihan mental yang menggunakan perantara latihan menahan kebutuhan fisik (makan, minum, seks).
...Apabila seseorang melakukan perbuatan baik secara terus-menerus, struktur otaknya akan berubah...
Selain membentuk struktur otak baru, Taufik menjelaskan bahwa puasa merelaksasi sistem saraf, terutama otak. Tetapi ada perbedaan mendasar antara relaksasi sistem pencernaan dan sistem saraf. Selama puasa, sistem pencernaan benar-benar beristirahat selama sekitar 14 jam, sementara di dalam otak orang yang berpuasa justru terjadi pengelolaan informasi yang banyak.
Contohnya, kata dia, otak dapat mengingat dengan baik di saat tenang dan rileks. Ketika tidur, biasanya orang bermimpi. Kenapa? Karena di waktu ini otak hanya menerima dan mengelola informasi yang berasal dari dalam dirinya. Di dalam Al-Quran, menurut Taufik, ada istilah an-nafsul-muthmainah(jiwa yang tenang) karena memang dalam suasana tenang orang dapat berpikir dengan baik dan memiliki kepekaan hati yang tajam. “Ketenangan membuat kita tidak reaktif menghadapi permasalahan,” katanya.
Luqman Al-Hakim pernah menasihati anaknya, “Wahai anakku, apabila perut dipenuhi makanan, maka gelaplah pikiran, bisulah lidah dari menuturkan hikmah (kebijaksanaan), dan malaslah segala anggota badan untuk beribadah.”
Otak terdiri atas triliunan sel yang terhubung satu dengan lainnya. Di dalamnya bisa disimpan 1 miliar bit memori atau ingatan. Ini sama dengan informasi dari 500 set ensiklopedia lengkap.
Di dalam otak, ada sel yang disebut sebagai neuroglial cells. Fungsinya sebagai pembersih otak. Saat berpuasa, sel-sel neuron yang mati atau sakit akan ‘dimakan’ oleh sel-sel neuroglial ini. Fisikawan Albert Einstein dikenal sebagai orang yang suka berpuasa. Ketika mendonasikan tubuhnya, para ilmuwan menemukan sel-sel neuroglial di dalam otak Einstein 73 persen lebih banyak ketimbang orang kebanyakan.
….Penelitian Universitas Harvard, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori meningkatkan kinerja otak...
Sebuah penelitian yang dilakukan John Rately, seorang psikiater dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori meningkatkan kinerja otak. Dengan alat functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI), Rately memantau kondisi otak mereka yang berpuasa dan yang tidak. Hasilnya, orang yang shaum memiliki aktivitas motor korteks yang meningkat secara konsisten dan signifikan.
Taufik mengatakan bahwa puasa adalah salah satu bentuktazkiyatun nafs (menumbuhkan nafsu) dan tarbiyatun iradah(mendidik kehendak). Karena itu, sejak niat puasa, perilaku selama berpuasa dan ritual-ritualnya berada dalam konteks memperbaiki nafsu, menumbuhkan, kemudian mengelola kemauan-kemauan manusia.

Sehat Ala Rasulullah SAW

Dahulu ketika Rasulullah SAW masih hidup, beliau hanya sakit dua kali saja, yaitu ketikaturunya wahyu pertama Al-Qur’an, yaitu ketika itu beliau mengalami ketakutan yang sangatsehingga menimbulkan demam hebat. Yang satunya lagi menjelang beliau wafat. Saat itu beliau mengalami sakit yang sangat parah, hingga akhirnya meninggal. Adapula yang menyebutkan bahwa Rasul mengalamisakit lebih dari dua kali.Berapapun jumlahnya, dua, tiga atau empat kali, memperjelas gambaran bahwa beliau memilikifisik sehat dan daya tahan yang sangat luar biasa. Padahal kondisi jazirah arab terbilang keras,tandus, dan panas. Siapapun yang mampu bertahan dalam kondisi seekstrem itu dalam waktu berpuluh– puluh tahun plus puluhan kali peperangan yang dijalaninya, pastilah memiliki dayatahan yang sungguh luar biasa.

Sekarang yang menjadi pertanyaan di benak kita adalah mengapa Rasulullah SAW jarangsakit? Jawabanya karena secara lahiriyah beliau mampu mencegah hal-hal yang berpotensidapat menimbulkan penyakit Dengan kata lain beliau menekankan pada aspek pencegahandaripada pengobatan. Jika kita telaah Al-Qur’an dan As-sunnah, maka kita akan menemukansekian banyak petunjuk yang mengarah pada upaya pencegahan. Hal ini mengindikasikan betapa Rasulullah SAW sangat peduli terhadap kesehatan. Dalam Shahih Bukhari saja tak kurang dari 80 hadits yang membicarakan masalah ini belum lagi yang tersebar luas dalam kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, Ahmad, dan sebagainya.

Cara Rasulullah Menjaga Kesehatan
Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah SAW selalu tampil fit dan jarang sakit, diantaranya:
1.   SELEKTIF TERHADAP MAKANAN.
Tidak ada makanan yang masuk kedalam mulut beliau, kecuali makanan tersebut memenuhi sayarat halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkanya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihkan air lir dan pencernaan. Rasul bersabda, “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alqur’an” (HR Ibnu Majah dan Hakim).

2.   TIDAK MAKAN SEBELUM LAPAR DAN BERHENTI MAKAN SEBELUM KENYANG. Aturanya, kapasitasperut dibagi dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara. Disabdakan “Anak Adam idak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain maka, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan.”(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

3.   MAKAN DENGAN TENANG, TUMA’NINAH, TIDAK TERGESA–GESA, DENGAN TEMPO SEDANG.
Apa hikmahnya? Cara makan seperti ini akan menghindarkan dari tersedak, tergigit, kerja organ pencernaan pun lebih ringan. Makanan pun bias dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan bias berjalan sempurna. Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit dicerna. Dalam jangka waktu lama bias menimbulkan kanker di usus besar.

4.   CEPAT TIDUR DAN CEPAT BANGUN.
Beliau tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua.Biasanya, Rasulullah SAW bangun dan bersiwak, lalu berwudhu’ dan sholat sampai waktu yang diizinkan Allah. Beliau idak pernah tidur melebihi kebutuhan (ex.tidur siang), namum tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan (ex.begadang) kecuali setelah isya’ beliau mempunyai majlis ilmu bersama sahabat. Penelitian Daniel F Kripke, Ahli psikiatri dari Univeritas California menarik untuk diungkapkan. Penelitian yang dilakukan di Jepang dan AS selama 6 tahun dengan responden berusia 30-120 tahun mengatakan bahwa orang yang biasa tidur 8 jam sehari memiliki resiko kematian yang lebih cepat. Sangat berlawanan dengan mereka yang biasa tidur 6-7 jam sehari. Nah, Rasulullah SAW biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam. Jadi beliau tidur tidak lebih dari 8 jam. Cara tidurnya pun syarat makna. Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rasul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berdzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat. Terkadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali kesebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur yang paling efisien. Pada saat itu makanan bias berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat menegendap secara proporsional. Lalu beralih kesebelah kiri sebentar agar proses pencernaan karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi kesebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Hikmah lainya, tidur dengan miring kekanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun utnuk sholat malam.

5.   ISTIQOMAH MELAKUKAN SHAUM SUNAT DI LUAR SHAUM ROMADHON.
Karena itu, kita mengenal beberapa shaum sunnat yang beliau anjurkan, seperti senin kamis, Ayyamul Bith’, shaum Dawud, Shaum 6 hari di bulan Syawwal, dan sebagainya. Shaum adalah perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun ruhani. Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur berbagai macam ampas makanan, menahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa. Shaum menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga. Sahum sangat ampuh utnuk detoksifikasi (pembersihan) yang sifatnya total dan meyeluruh.

Selain lima cara hidup sehat ini, masih banyak kebiasaan Rasulullah yang layak kita teladani. Dalam buku Jejak Sejarah Kedokteran Islam Dr Ja’far Khadem Yamani, mengungkapkan lebih dari 25 pola hidup Rasul berkait dengan masalah kesehatan, sebagian besar bersifat pencegahan. Diantaranya, cara bersuci, cara ‘memanjakkan’ mata, keutamaan berkhitan, keutamaan senyum, dsb. Yang tak kalah penting dari ikhtiar lagi Rasulullah sangat mantap dalam ibadah ritualnya khususnya dalam sholat beliau pun memiliki ketrampilan paripurna dalam mengelola emosi, pikiran dan hati. Penelitian terkini dalam bidang kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam memenej hati pikiran dan perasaan, serta ketersambungan yang inten dengan Dzat Yang MahaTinggi akan menentukan kesehatan seseorang, jasamani maupun rohani.